#htmlcaption1 Go UP! Pure Javascript. No jQuery. No flash. #htmlcaption2 Stay Connected

halaman dua

Halaman dua: Menjadi blogger yang bahagia
Blogger yang bahagia itu yang bagaimana? Entahlah, sudah habis bahana untuk menambah teks agar kutipan panjang di bawah ini tersamar sebagai hasil kopas murni. dan dihargai sebagai halaman yang unik dan fresh. Harapannya tentu saja tetap bisa terindeks dengan bagus dan mendapat tempat di halaman hasil pencarian Menjadi blogger yang bahagia
Terus gunanya kutipan dibawah apa? Tidak ada. Sama sekali tidak ada hubungannya antara kutipan di bawah dengan arti dari kata kunci yang sedang dicoba dioptimasi. Menjadi bahagia ataupun tidak bukan urusan penulis kutipan. Apalagi jika dihubungkan dengan blogger. Sesungguhnya tambahan paragraf-paragraf di luar kutipan ini benar-benar tidak ada artinya.
Blogger bisa menjadi bahagia, bisa juga tidak. Atau malah menjadi blogger yang stress gara-gara tujuan ngeblognya tidak tercapai. Atau gara-gara terlalu tinggi cita-cita yang malah terjebak sc4m. Sudah keluar modal ternyata tidak berhasil menjadi blogger profesional yang blognya menghasilkan dollar.
BILAKAH DIAKUINYA PERBEDAAN PENDAPAT
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Kapan diakuinya perbedaan pendapat dalam masalah agama ? Apakah perbedaan pendapat terjadi pada setiap masalah atau hanya pada masalah-masalah tertentu? Kami mohon penjelasan.

Jawaban.
Pertama-tama perlu diketahui, bahwa perbedaan pendapat di kalangan ulama umat Islam ini adalah yang terlahir dari ijtihad, karena itu, tidak membahayakan bagi yang tidak mencapai kebenaran. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.

"Artinya : Jika seorang hakim memutuskan lalu berijtihad, kemudian ia benar, maka ia mendapat dua pahala. Dan jika ia memutuskan lalu berijtihad kemudian salah, maka ia mendapat satu pahala."[1]

Maka, bagi yang telah jelas baginya yang benar, maka ia wajib mengikutinya.

Perbedaan pendapat yang terjadi di antara para ulama umat Islam tidak boleh menyebabkan perbedaan hati, karena perbedaan hati bisa menimbulkan kerusakan besar, sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguh-nya Allah beserta orang-orang yang sabar." [Al-Anfal : 46]

Perbedaan pendapat yang diakui oleh para ulama, yang kadang dinukil (dikutip) dan diungkapkan, adalah perbedaan pendapat yang kredibel dalam pandangan. Adapun perbedaan pendapat di kalangan orang-orang awam yang tidak mengerti dan tidak memahami, tidak diakui. Karena itu, hendaknya orang awam merujuk kepada ahlul ilmi, sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." [An-Nahl : 43]

Kemudian pertanyaan penanya, apakah perbedaan ini terjadi dalam setiap masalah? Jawabnya: Tidak demikian. Perbedaan ini hanya pada sebagian masalah. Sebagian masalah disepakati, tidak ada perbedaan, alhamdulillah, tapi sebagian lainnya ada perbedaan pendapat karena hasil ijtihad, atau sebagian orang lebih tahu dari yang lainnya dalam menganalisa nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah. Di sinilah terjadinya perbedaan pendapat. Adapun dalam masalah-masalah pokok, sedikit sekali terjadi perbedaan pendapat.

[Dari Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin yang beliau tanda tangani]


[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Darul Haq]
________
Foote Note
[1]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-I'tisham (7325).
Kutipannya cukup panjang tapi hanya untuk menambah isi saja. Jika saja kopasan di atas berdiri sendiri tentu lebih bermakna dan bermanfaat bagi pembaca. Namun karena memang ditujukan untuk menambah konten saja maka artikel itu menjadi tidak bermakna. Jika dikaitkan dengan kalimat menjadi blogger yang bahagia.
Kata para pakar optimasi satu halaman dianggap unik jika kutipannya tidak lebih besar dari konten utama.
Namanya juga mengutip maka seharusnya kutipan tersebut sekeedar melengkapi atau refrensi tambahan dari tulisan utama. Di halaman dua ini cukup panjang juga paragraf yang dicaplok. Jadi agak sulit juga memenuhi ketentuan artikel utama harus lebih panjang dari kutipan. Jadinya seperti biasa dilakukan sepam kalimat-kalimat hampa tanpa isi. Alias kosong melompong hanya sampah belaka.
Blogger yang bahagia atau blogger yang kecewa bisa saja terjadi. Begitu saja tanpa sebab yang bisa dimengerti. Emosi memang belum mudah dikendalikan jadi bahagia atau jadi tidak bahagia.
Ah sudahlah daripada terus ngaku nulis rongsokan mending terus saja ngisi space kosong ini. Sebentar, rongsokan sebenarnya lebih berharga daripada sekedar kata yang dipaksa dirangkai dengan kutipan panjang. dan disana-sini diselipkan "Menjadi Blogger Yang Bahagia." Rongsokan masih bisa dijual kiloan dan menghasilkan uang yang tidak sedikit. Bahkan bernilai tinggi dan menjadi mata pencaharian utama banyak orang dan tentu saja menjadi bahagia karena punya pekerjaan yang menghasilkan.

lihat halaman satu | lihat Menjadi Blogger yang Bahagia