#htmlcaption1 Go UP! Pure Javascript. No jQuery. No flash. #htmlcaption2 Stay Connected

halaman tiga

halaman tiga Menjadi Blogger Yang Bahagia.
Sudah sulit untuk hari ini nambah sampah di sini. Membariskan huruf untuk membentuk kata kemudian merangkainya menjadi kalimat. Berikutnya disambung-sambung membentuk paragraf. Maksudnya hanya agar halaman ini tampak seperti halaman yang fresh bukan kopian semata. Karena pemaksaan ini maka tentu saja konten di halaman ini seperti juga halaman lain di blog ini tidak memiliki arti apa-apa selain makan space punya blogspot. Untungnya di sini gratis semua (selain koneksi tentu saja).
Bagi blogger yang bahagia karena mudah menulis, bukan halangan apa-apa untuk membuat halaman sejenis tapi memiliki arti dan manfaat bagi pembaca. sementara untuk blog ini tentu saja menjadi kesulitan tersendiri membuat halaman yang tidak terdeteksi sebagai kopiskep dari tulisan lain. Harus menyusun banyak huruf supaya tidak nampak hanya paksa memaksa halaman asal jadi.
Baru saja menambah dua paragraf sudah kebingungan ngisi kekosongan. Masih saja tampak sekedar jiplakan dari tulisan lain karena yang dipasang di bawah ini masih terlalu panjang untuk dianggap sekedar sisipan. Semula sisipan ini berfungsi untuk menambah besar konten. Tapi karena terlalu besar menjadi tidak mudah menampakannya sebagai tambahan penguat artikel asli. Sewajarnya sisipan yan diambil hanya potongan dari artikel lain yang ada hubungan dan menguatkan tulisan baru. Tapi dengan membawa seluruhnya satu artikel dari sumber lain maka menjadi sulit untuk memadukannya menjadi sebuah bacaan baru tentang bagaimana Menjadi Blogger yang Bahagia.
Referensi yang terbatas dan tidak gaul mempersempit bahan untuk membuat tulisan bermutu untuk menjadi blogger yang bahagia. Kejadiannya malah menjadi blogger yang  kecewa berat. Maunya banyak menulis dan membuat blog ini tampak seperti blog, yang terjadi kemudian malah sutriss karena ketidakmampuan menulis. Padahal konon katanya menulis itu mudah dan memudahkan. Seperti bahagia yang membahagiakan. Menjadi bahagaia dengan menjadi blogger atau menjadi apa saja.
Lumayan "mahal" biaya belajar optimasi halaman web. Bagi yang "modal" nya pas-pasan seperti blog ini. Hanya modal nekat di blog gratisan lantas menyepam banyak sampah. padahal tentu saja belum tentu bakal bisa mengundang laba-laba mesin pencari untuk datang berkunjung dan mendaftarkan halaman-halaman di blog ini. Kemudaian menampilkannya di hasil pencarian dengan kata kunci Menjadi Blogger Yang Bahagia
Nah yang terjadi kemudian adalah halaman ini seperti yang sekarang. Banyak memakan tempat tapi tidak bermakna. Kasihan yang dikutip. Menjadi kehilangan arti gara-gara disandingkan dengan sampah. Aslinya bagus dan bermanfaat jika berdiri sendiri. Nasibnya yang terkutip terpilih secara random membuat artikel hebat di kutipan berikut menjadi tercoreng. Tercemari ketidak mampuan menulis artikel dalam waktu singkat dengan 'besar'; space yang termakan cukup untuk dianggap sebagai satu konten baru.
TIDAK ADA YANG PERLU DIBINGUNGKAN DALAM MENGHADAPI PERBEDAAN PENDAPAT DI KALANGAN PARA ULAMA
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Saya mahasiswa tahun-tahun pertama di fakultas Syari'ah, kami banyak menemukan permasalahan yang mengandung perbedaan pendapat, dan terkadang pendapat yang rajih dalam sebagian masalah, ternyata bertolak belakang dengan sebagian pendapat ulama sekarang. Atau kadang kami menemukan masalah-masalah tapi tidak ada satu pun yang rajih, sehingga kami bingung dalam hal ini. Apa yang harus kami lakukan berkenaan dengan masalah yang mengandung perbedaan pendapat atau ketika kami ditanya oleh orang lain? Semoga Allah memberi kebaikan pada Syaikh.

Jawaban.
Pertanyaan semacam ini tidak hanya dialami oleh para penuntut ilmu syari'at, tapi merupakan masalah umum setiap orang. Jika seseorang mendapati perbedaan pendapat tentang suatu fatwa, ia akan kebingungan. Tapi sebenarnya tidak perlu dibingungkan, karena seseorang itu, jika mendapatkan fatwa yang berbeda, maka hendaknya ia mengikuti pendapat yang dipandangnya lebih mendekati kebenaran, yaitu berdasarkan keluasan ilmunya dan kekuatan imannya, sebagaimana jika seseorang sakit, lalu ada dua dokter yang memberikan resep berbeda, maka hendaknya ia mengikuti perkataan dokter yang dipandangnya lebih benar dalam memberikan resep obat. Jika ada dua pendapat yang dipandangnya sama, atau tidak dapat menguatkan salah satu pendapat yang berbeda itu, maka menurut para ulama, hendaknya ia mengikuti pendapat yang lebih tegas, karena itu lebih berhati-hati. Sebagian ulama lainnya mengatakan, hendaknya ia mengikuti yang lebih mudah, karena demikianlah dasar hukum dalam syari' at Islam. Ada juga yang berpendapat, boleh memilih di antara pendapat yang ada.

Yang benar adalah mengikuti yang mudah, karena hal itu sesuai dengan konsep mudahnya agama Islam, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." [Al-Baqarah: 185]

Dan firmanNya.

sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan."[Al-Hajj: 78]

Serta sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Bersikap mudahlah kalian dan jangan mempersulit. "[1]

 Lain dari itu, karena pada mulanya manusia adalah "bebas dari tanggung jawab" sehingga ada sesuatu yang mengubah status dasar ini. Kaidah ini berlaku bagi orang yang tidak dapat mengetahui yang haq dengan dirinya sendiri. Namun bagi yang bisa, seperti halnya thalib 'Urn (penuntut ilmu syar'i) yang bisa membaca pendapat-pendapat seputar masalah dimaksud, maka hendaknya memilih pendapat yang dipandangnya lebih benar berdasarkan dalil-dalil yang ada padanya. Dalam hal ini ia harus meneliti dan membaca untuk mengetahui pendapat yang lebih benar di antara pendapat-pendapat yang diungkapkan oleh para ulama.

[Kitabud Da'Wah (5), haL. 45-47, SyaikH Ibnu Utsaimin]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Darul Haq]
Mudah-mudahan tidak ada yang kesasar kesini dan "membuang" koneksi internet yang semestinya bisa lebih berguna denganmembuka halaman bagus. Dibanding kesasar kemari dan dipaksa membaca kengacoan yang terjadi di sini. Pembaca biasa sebaiknya tidak terjerumus ke blog ini. Blog ini hanya dibuat untuk konsumsi aplikasi pendata dan pengindeks saja.
Bagaimana, nih, sudah cukup? atau harus ditambah puluhan huruf lagi? Dari pada semakin menambah sampah dan artikel menyesakkan kekosongan space, dicukupkan sekian saja. Sekali lagi dengan segala maaf blog ini hanya berusaha terindeks di halaman hasil pencarian saja. Sama sekali tidak ada manfaat apa-apa untuk siapapun juga. Apalagi untuk menjadi blogger yang bahagia
lihat halaman dua | lihat Menjadi blogger yang bahagia